Budaya sebagai ciri khas suatu daerah merupakan hal yang harus dilestarikan. Jangan sampai kebudayaan yang sudah ada sejak jaman nenek moyang tergerus oleh kemajuan zaman.
“Banyak juga budaya Dayak yang hilang di era teknologi seperti saat ini,” kata Halikinnor.
Menurutnya, pelestarian kesenian dan budaya daerah khusus Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng) tidak hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga merupakan tanggung jawab bersama.
“Seperti penari. Kenapa saya sering kasih bonus ke penari, karena jarang sekali anak-anak muda-mudi kita yang mau menari tradisional. Karena dianggapnya kalau menari tradisional itu seperti ketinggalan zaman, dianggap kampungan, padahal tidak. Kita lihat negara-negara maju, seperti Korea, Jepang, China budayanya tetap sangat dijaga,” ungkapnya.
Terkait dengan pelestarian budaya daerah, pada Festival Habaring Hurung yang akan dilaksanakan pada bulan ini, pihaknya sengaja mengundang Wayang Kulit Banjar atau Purwa Banjar.
“Saya akan mengundang wayang kulit Banjar atau purwa Banjar. Jadi bukan wayang kulit Jawa, tapi Banjar untuk bisa pertunjukan di Sampit,” sebutnya.
Menurutnya, wayan kulit Banjar merupakan salah satu budaya yang dulu ada, bahkan peralatannya juga ada di Cempaga. Saat dalangnya meninggal, kesenian tersebut kemudian tidak dilanjutkan.
“Kita ingin budaya kita jangan tergerus hilang. Silahkan kita tetap ikuti modernisasi. Kita harus melek terhadap kemajuan teknologi agar ketinggalan juga. Tetapi jati diri daerah kita khususnya, bahkan Indonesia pada umumnya, budaya kita jangan sampai hilang,” ungkapnya.
Halikinnor menyontohkan bagaimana dengan Provinsi Bali, yang justru adat istiadat budaya di Bali malah memiliki nilai jual karena keunikannya.
“Misalnya Hari Raya Nyepi, pesawat pun tidak boleh ada yang mendarat ataupun terbang, dan itu diikuti, itu jadi jualan mereka, begitu juga kesenian tari kecak, banyak wisatawan asing yang datang ke Bali untuk menikmati kesenian tersebut,” tandasnya.
Sebagai upaya melestarikan budaya daerah, khususnya adat Dayak, dalam momen tertentu orang nomor satu di Bumi Habaring Hurung sering kali menggunakan bahasa Dayak dalam sambutannya.
radarsampit.com/berita/catat-budaya
-daerah-jangan-sampai-tergerus-zaman.html